PENGUJIAN PROTOTYPE PRODUK

 

PENGUJIAN PROTOTYPE PRODUK


  • GAMBARAN AWAL BAB

Tujuan menentukan pengujian kesesuaian fungsi prototype produk barang/jasa adalah untuk menetapkan elemen baru prototipe untuk mengembangkan produk tsb menjadi lebih baik, mengetahui pangsa pasar yang diharapkan dari produk prototipe tsb, dll.

Pembahasan

Umumnya ada 4 kegiatan  pengujian produk:

Pengujian teknis (technical testing) membuat prototipe yang merupakan approximation produk akhir

Pengujian preferensi dan kepuasan (preference and satisfaction testing) untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana pemasaran

Pengujian pasar simulasi (simulated test markets atau laboratory test markets),  untuk memberikan gambaran yang praktis tentang pangsa pasar yang diharapkan dari produk prototipe tsb. Pengujian pasar (test markets), dengan cara perusahaan tsb menawarkan suatu produk untuk dijual di wilayah pasar terbatas

A.LANGKAH-LANGKAH METODE PENGUJIAN PROTOTIPE BARANG/JASA

Pengujian prototipe mengumpulkan respon langsung terhadap deskripsi prototipe produk dari pelanggan potensial di dalam target pasar. Pengujian prototipe berbeda dengan seleksi prototipe dalam hal pengumpulan data secara langsung dari pelanggan dan lebih sedikit mengandalkan penilaian yang dibuat oleh tim pengembang. Pengujian prototipe dapat meyakinkan bahwa kebutuhan pelanggan telah dipenuhi oleh prototipe produk.

Metode pengujian prototipe produk yang direkomendasikan ada 7,yaitu:

  1. Mendefinisikan Maksud dari Pengujian Prototipe

Anggota tim secara eksplit menuliskan pertanyaan yang ingin dijawab melalui pengujian. Pada dasarnya merupakan eksperimen yang artinya adalah penting untuk merancang eksperrimen yang efektif

  • Memilih Populasi Survei

Asumsi yang mendasari mencerminkan target pasar dari sebuah produk. Karena kalau populasi survei menujukan sikap antusias/tidak antusias terhadap produk terhadap target, karena itu tim harus memilih populasisurvei yang mencerminkan target pasar yang sebenarnya.

  • Memilih Format Survei

Format survei yang biasa digunakan dalam pengujian prototipe dapat berupa interaksi langsung(face to face interaction),telepon,lewat surat yang dikirimkan melalui jasa pos,surat elektronik dan maupun internet.

  • Mengkomunikasikan Prototipe

Pilihan format survei sangat berkaitan dengan bagaimana prototipe akan dikomsumsikan.

  1. Uraian verbal

Berupa paragraf singkat/butir-butir  yang berisi ringkasan produk

  • Sketsa

Merupakan garis-garis gambar yang menunjukan produk dari garis pandang

  • Foto dan gambar
  • Storyboard
  • Video
  • Simulasi
  • Multimedia interaktif
  • Model fisik
  • Mengukur Prototipe Pelanggan

Sebagian survei pengujian prototipe dimulai dengan mengkomsumsikan prototpe produk dan kemudian mengukur respon pelanggan. Respon pelanggan biasanya diukur dengan meminta pelanggan untuk memilih salah satu dari 2/lebih prototipe alternatif,atau dapat melalui pertanyaan sebagai berikut:

  1. Pasti membeli
  2. Kemungkinan akan membeli
  3. Ragu-ragu antara mungkin dan tidak membeli
  4. Mungkin tidak membeli
  5. Pasti akan membeli
  • Menginterprestasikan Hasil

Jika tim tertarik untuk membandingkan dua atau lebih prototipe,interprestasi hasilnya dapat dilakukan secara langsung

  • Merefleksikan Hasil dan Proses

Manfaat utama dari pengujian prototipe adalah memperoleh umpan balik dari pelanggan potensial. Pandangan kualitatif yang dilakukan melalui suatu diskusi terbuka dengan responden tentang prototipe-prototipe yang diusulkan mungkin merupakan hasil yang paling penting dari pengujian prototipe,terutama pada awal pengembangan.

RANGKUMAN

Pengujian prototipe dapat meyakinkan bahwa kebutuhan pelanggan telah dipenuhi oleh prototipe produk. Pengujian prototipe juga dapat menilai potensi penjualan produk dan pengumpulan informasi dari pelanggan untuk perbaikan prototipe produk.

TAMBAHAN :

  1. LANGKAH – LANGKAH METODE PENGUJIAN PROTOTIPE BARANG/JASA

Pengujian prototipe mengumpulkan respon langsung terhadap deskripsi prototipe produk dari pelanggan potensial di dalam target pasar. Pengujian prototipe berbeda dengan seleksi prototipe dalam hal pengumpulan data secara langsung dari pelanggan dan lebih sedikit mengandalkan penilaian yang dibuat oleh tim pengembang. Pengujian prototipe dapat meyakinkan bahwa kebutuhan pelanggan telah dipenuhi oleh prototipe produk.

            Selain itu, pengujian juga dapat menilai potensi penjualan produk dan pengumpulan informasi dari pelanggan untuk perbaikan prototipe produk. Pengujian prototipe dianggap sesuai untuk beberapa kondisi pada proses pengembangan, jika dilakukan saat mengidentifikasi peluang produk yang sebenarnya, ketika memilih dua atau lebih prototipe produk yang akan diproses lebih lanjut, saat menilai potensi penjualan prototipe produk, dan saat memutuskan apakah pengembangan produk akan dilanjutkan dan akan dikomersialkan. Metode pengujian prototipe produk yang direkomendasikan terdiri dari 7 langkah sebagai berikut.

  1. Mendefinisikan Maksud dari Pengujian Prototipe

Tahap pertama pada pengujian prototipe, anggota tim secara eksplisit menuliskan pertanyaan – pertanyaan yang ingin dijawab melalui pengujian ini. Pengujian prototipe pada dasarnya merupakan sebuah eksperimen. Mengetahui maksud eksperimen adalah penting untuk merancang metode eksperimen yang efektif.

  • Memilih Populasi Survei

Asumsi yang mendasari pengujian prototipe adalah populasi pelanggan potensial yang di survei mencerminkan target pasar dari sebuah produk. Jika populasi survei ,menunjukkan sikap antusias maupun kurang antusias terhadap produk dibandingkan target akhir dari produk, maka kesimpulan dari pengujian prototipe akan menjadi bias. Karena itu, tim harus memilih populasi survei yang mencerminkan target pasar yang sebenarnya.

  • Memilih Format Survei

Format survei yang biasa digunakan dalam pengujian prototipe dapat berupa interaksi langsung (face to face interaction), telepon, lewat surat yang dikirimkan jasa pos, surat elektronik (email) maupun internet.

  • Mengkomunikasikan Prototipe

Pilihan format survei sangat berkaitan dengan bagaimana prototipe akan dikomunikasikan. Prototipe dapat dikomunikasikan dalam bentuk uraian verbal,sketsa, foto dan gambar, storyboard, video, simulasi, multimedia interaktif, model fisik maupun prototipe yang dioperasikan.

  1. Uraian verbal. Uraian verbal umumnya berupa paragraf singkat atau kumpulan butir – butir yang berisi ringkasan konsep produk. Uraian ini dapat dibaca sendiri oleh responden atau dibacakan oleh petugas yang melaksanakan survei.
  2. Sketsa merupakan garis – garis gambar yang menunjukkan produk dari berbagai sudut pandang, yang berisi catatan penting.
  3. Foto dan gambat (rendering) ketika terdapat model nyata untuk konsep produk.
  4. Storyboard. Serangkaian gambar yang mengkomunikasikan urutan sementara dalam penggunaan produk.
  5. Video. Gambar – gambar video lebih dinamis daripada storyboard, sehingga bentuk produk bisa dikomunikasikan dengan lebih jelas, begitupun dengan cara penggunaaannya.
  6. Simulasi. Umumnya diimpelementasikan sebagai software yang menirukan fungsi atau gambaran interaktif dari produk.
  7. Multimedia interaktif merupakan perpaduan antara visual video dan kemampuan simulasi.
  8. Model fisik (look like model) biasanya dibuat dari busa, polimer, dan diwarnai menyerupai produk aslinya.

Prototipe ang dapat dioperasikan akan beresiko dianggap sama dengan produk akhir.

  • Mengukur Prototipe Pelanggan

Sebagian survei pengujian prototipe dimulai dengan mengkomunikasikan prototipe produk dan kemudian mengukur respoons pelanggan. Ketika pengujian prototipe dilakukan pada awal fase pengembangan protipe, respons pelanggan biasanya diukur dengan meminta pelanggan untuk memilih salah satu dari dua atau lebih prototipe alternatif, atau dapat melalui pertanyaaan dengan menggunakan kata alternatif berikut ini.

  1. Pasti membeli
  2. Kemungkinan akan membeli
  3. Ragu ragu antara mungkin dan tidak membeli
  4. Mungkin tidak membeli
  5. Pasti tidak membeli

  6. Menginterprestasikan Hasil

Jika tim tertarik untuk membandingkan dua atau lebih prototipe, interprestasi hasilnya dapat dilakukan secara langsung. Apabila salah satu prototipe mendominasi yang lain, dan tim percaya bahwa responden mengerti kunci perbedaan di antara prototipe – prototipe tersebut, maka tim dapat dengan mudah memilih prototipe yang diinginkan. Jika hasilnya tidak terbatas, maka tim bisa memutuskan untuk memilih prototipe berdasarkan biaya atau pertimbangan lain.

  • Merefleksikan Hasil dan Proses

Manfaat utama dari pengujian prototipe adalah memperoleh umpan balik dari pelanggan potensial. Pandangan kualitatif yang dilakukan melalui suatu diskusi terbuka dengan responden tentang prototipe – prototipe yang diusulkan mungkin merupakan hasil yang paling penting dari pengujian prototipe, terutama pada awal proses pengembanga. Tim harus merefleksikan hasli diskusi ini sama baiknya dengan hasil prediksi yang bersifat numerik.


sumber : https://pusmeonggroup.wordpress.com/2020/05/18/pengujian-prototype-produk/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis Rambu-Rambu K3 dan Fungsinya

Pengertian Advertising – Periklanan, Tujuan, Fungsi, Manfaat, Dampak, Ciri, Komponen, Syarat

cara membuat halaman bisnis melalui facebook Fanspage